Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Alasan Mengapa Orang Masih Merokok Meskipun Sudah Diberi Peringatan "Merokok Dapat Membunuhmu"

7 Alasan Mengapa Orang Masih Merokok Meskipun Sudah Diberi Peringatan "Merokok Dapat Membunuhmu"

Kita hidup di negara Indonesia yang mana banyak sekali keberagaman sosial dan budaya didalamnya. Selain itu, banyak kebiasaan tertentu yang sering masyarakat Indonesia lakukan.

Salah satunya adalah merokok, ya, merokok. Padahal, di bungkus rokok tersebut saja sudah diberi peringatan yang agak sedikit tidak etis, yaitu "Merokok dapat membunuhmu" atau semacamnya.

Orang-orang yang merokok tersebut (Termasuk saya) kebanyakan ya menghiraukan aja pesan itu. Jadi persepsi apa sih yang bisa mengalahkan peringatan-peringatan mengenai bahayanya merokok?

Tanpa basa-basi lebih panjang lagi langsung saja disimak dibawah ini ya!

Menaikkan harga diri

Saking saya terlalu penasarannya mengenai hal ini, saya pernah mempunyai tes atau riset kecil-kecilan kocak bersama teman SMK saya.

Jadi, saya seakan berpura-pura tidak mahir atau noob dalam merokok, dimana saya menarik asapnya lalu kemudian langsung menghembuskannya sekitar setengah detik kemudian.

Teman-teman saya tersebut meledeki saya sebagai perokok noob, padahal memang saya itu hanya pura-pura aja. Bisa dibilang saya jauh lebih mahir dan bisa dibilang lebih lama merokok dari mereka.

Ternyata bukti tersebut memang benar, merokok itu keras bos! Lu gak nunjukkin kehebatan diri lu dalam merokok, ya lu bisa dianggap remeh.

Dianggap remeh otomatis harga diri turun. Namun beda cerita lagi, justru jika kalian tahu teknik-teknik merokok tertentu, ya kalian dianggap mahir merokok dan seketika langsung dipandang.

Ketika lu dipandang, otomatis harga diri lu naik, ya semacam pedang bermata dua deh. Intinya sih ya It's all about ingin dipandang.

Vibes merokok itu berbeda

Jujur, it's all about vibes bro. Vibes hidup saat kalian ngerokok itu mengena sekali, apalagi kalo udah masuk tongkrongan.

Itu rasanya enak, banget. Berbagi rokok dengan hama yang lain hingga tak sadar sampai-sampai sebungkus rokok sudah habis.

Ya gitu deh, vibes dan enaknya itu gak bisa dijelaskan dalam kata-kata.

Peringatan tersebut dianggap hanya formalitas belaka

Sama seperti kasus dimana banyak orang tak memakai helm padahal terkena denda dan kecelakaan bisa datang kapan saja.

Pesan yang terdapat pada bungkus rokok tersebut terkesan dihiraukan karena tidak memberikan sensasi tertentu bagi pembacanya.

Maksudnya, peringatan bahaya merokok ini tidak terlalu cukup kuat mengubah persepsi perokok mengenai bahayanya merokok.

Yang dapat membunuh bukan hanya rokok

Karena yang dapat membunuhmu itu bukan cuma rokok, yang bisa membunuhmu itu bisa suami/istri, teman, tetangga, keluarga, bahkan orang yang tidak kita kenal pun bisa membunuhmu.

Makanan yang suka kita makan juga bisa membunuhmu seperti gula dan nasi. Gaya hidup juga bisa membunuhmu, seperti malas bergerak atau suka begadang.

Efek pergaulan

Karna efek pergaulan bebas bersama teman teman, titik gapakai koma. Teman merokok, kok enak ya? Nah perlahan-lahan teman yang satu nyobain, ketagihan, repeat.

Hal remeh ini jelas menciptakan bibit-bibit perokok baru, even itu perokok yang masih remaja.

Menikmati Hidup

Mengapa saya masih mengonsumsi makanan berbahan santan meskipun saya tahu efek negatifnya? Jawabannya sangat simple sekali, yaitu karena saya menikmatinya.

Efek dari Nikotin itu sendiri

Tidak aneh jika seseorang mencoba merokok sekali kemudian ketagihan. Nikotin sebagai kandungan utama dari rokok inilah yang menjadi alasan utama mengapa orang menjadi kecanduan rokok dan sulit untuk berhenti.

Bila rokok dibakar dan dihisap oleh tubuh, maka kandungan nikotin dalam tembakau ini bersama asap dan zat-zat lainnya akan masuk ke dalam saluran napas dan diserap oleh tubuh tepatnya di dalam alveoli paru-paru dan masuk ke dalam darah.

Zat Nikotin yang ada dalam darah manusia ini akan beredar ke seluruh tubuh dan bila masuk ke dalam otak akan bertemu dengan bagian yang kita kenal secara medis yaitu reseptor Nikotin.

Dan bila Nikotin bertemu dengan reseptor Nikotin, maka mereka akan berikatan dan dalam jumlah kecil otak akan memproduksi sejumlah Endorfin (Hormon kebahagiaan yang umum dikeluarkan pada saat olahraga dan orgasme pada saat hubungan seks), dan menimbulkan rasa rileks sementara.

Nah, akibat rasa rileks sementara inilah yang membuat perokok menjadi kecanduan, namun setelah rokoknya habis, rasa rileks itu akan hilang, dan akan timbul ketika merokok lagi dan seterusnya.
Evan Nugraha Permana
Evan Nugraha Permana Hobi Fotografi, Dunia IT & Otomotif | IG : @evannpermana

Posting Komentar untuk "7 Alasan Mengapa Orang Masih Merokok Meskipun Sudah Diberi Peringatan "Merokok Dapat Membunuhmu""