Etika Menulis Lafadz Dalam Islam
• Ta'aala
• Subhaanahu
• Azza wa jalla
• Taqaddasa dan lain-lain.
Ketika menulis nama Nabi, maka tulislah
setelahnya As-shalah 'alaihi wa as-sallam" dan lisannya pun ikut
ber-shalawat. Kebiasaan yang telah berlaku dari ulama salaf maupun khalaf
menulis shalawat dengan "shallallahu 'alaihi wa sallam". Mungkin hal
tersebut bertujuan agar sesuai dengan perintah Allah dalam al-Quran
"shalluu 'alaihi wa sallimuu taslima". Ada pembahasan yang panjang
terkait dengan masalah ini.
Tidak boleh menyingkat tulisan shalawat,
sekalipun banyak dijumpai pada tulisan-tulisan, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang bodoh yang
menyingkat shalawat dengan "saw" dan lain-lain, karena hal demikian
tidak pantas bagi hak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Terdapat atsar
(perbuatan sahabat dan ulama terdahulu) yang banyak dalam penulisan shalawat
secara sempurna tanpa penyingkatan.
Ketika menulis nama sahabat Nabi, terutama
para sahabat senior, maka tulislah setelahnya "radhiyallahu 'anhu".
Jangan menulis shalawat kepada seorang pun selain kepada para nabi dan malaikat
kecuali nama sahabat tersebut mengiringi nama nabi.
Ketika menulis nama seorang ulama salaf,
maka iringi dengan "radhiyallahu 'anhu" atau
"rahimahullah", terutama para imam dan pembimbing umat.
Posting Komentar untuk "Etika Menulis Lafadz Dalam Islam"