Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Etika Menulis Lafadz Dalam Islam



Ketika menulis nama Allah, maka iringilah dengan pengagungan seperti :

• Ta'aala
• Subhaanahu
• Azza wa jalla
• Taqaddasa dan lain-lain.

Ketika menulis nama Nabi, maka tulislah setelahnya As-shalah 'alaihi wa as-sallam" dan lisannya pun ikut ber-shalawat. Kebiasaan yang telah berlaku dari ulama salaf maupun khalaf menulis shalawat dengan "shallallahu 'alaihi wa sallam". Mungkin hal tersebut bertujuan agar sesuai dengan perintah Allah dalam al-Quran "shalluu 'alaihi wa sallimuu taslima". Ada pembahasan yang panjang terkait dengan masalah ini.

Tidak boleh menyingkat tulisan shalawat, sekalipun banyak dijumpai pada tulisan-tulisan, sebagaimana  yang dilakukan oleh sebagian orang bodoh yang menyingkat shalawat dengan "saw" dan lain-lain, karena hal demikian tidak pantas bagi hak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Terdapat atsar (perbuatan sahabat dan ulama terdahulu) yang banyak dalam penulisan shalawat secara sempurna tanpa penyingkatan.

Ketika menulis nama sahabat Nabi, terutama para sahabat senior, maka tulislah setelahnya "radhiyallahu 'anhu". Jangan menulis shalawat kepada seorang pun selain kepada para nabi dan malaikat kecuali nama sahabat tersebut mengiringi nama nabi.

Ketika menulis nama seorang ulama salaf, maka iringi dengan "radhiyallahu 'anhu" atau "rahimahullah", terutama para imam dan pembimbing umat.

(Tadzkirat us-Sami' wa al-Mutakallim - Ibnu Jama'ah)
Evan Nugraha Permana
Evan Nugraha Permana Hobi Fotografi, Dunia IT & Otomotif | IG : @evannpermana

Posting Komentar untuk "Etika Menulis Lafadz Dalam Islam"